Pemuda NU di Majalengka yang tergabung dalam pelbagai organisasi seperti IPNU, IPPNU, PMII, Fatayat NU, dan GP Ansor mengutuk keras aksi brutal geng motor yang menganiaya seorang mahasiswa IAIN Cirebon yang juga aktivis PMII Cirebon hingga tewas pada 21 Juli 2014 lalu. Mereka mendorong aparat kepolisian untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang melakukan tindakan arogansi di jalanan tanpa alasan jelas.
Aksi berutal geng motor bukan sekali terjadi di wilayah 3 Cirebon. Tindakan penganiayaan di jalanan oleh gerombolan geng motor ini kerap meresahkan warga. Arogansi di jalanan ini membuat geram pemuda NU.
Ketua GP Ansor Majalengka Ahmad Khotib mengecam aksi pembunuhan di Cirebon oleh geng motor. Khotib meminta seluruh pemuda NU dan masyarakat untuk tidak terlibat dalam komunitas geng motor yang brutal itu.
“Kaum aswaja NU harus mampu membentengi masyarakat. Untuk mengantisipasi korban berjatuhan, aparat pemerintah dan penegak hukum harus menuntaskan kasus ini dan menangkap pemimpin dan anggota gengnya,” imbau Khotib.
Aksi brutal geng motor memang sangat meresahkan masyarakat. Mereka biasa berkonvoi dalam jumlah besar dan melukai masyarakat yang dilaluinya. Kita minta aparat penegak hukum bersikap tegas dan represif terhadapanggota geng motor yang sudah melakukan tindakan kriminal. Aparat pemerintah semestinya melakukan tindakan preventif dengan melakukan identifikasi pada semua kelompok geng motor sehingga insiden memilukan ini tidak terulang kembali, tandas Khotib.
Ketua IPNU Majalengka Deni Juhana mengatakan, kondisi ini sungguh sangat memprihatinkan. Aksi mereka membuat keadaan tidak aman. “Bila aksi ini tidak ditanggapi serius oleh penegak hukum maka hal ini akan beralih pada masalah lebih besar.”
Sementara Ketua PMII Majalengka Iwan Irwanto menyatakan prihatin dengan kondisi terakhir yang tidak aman. Banyak pihak, menurut Iwan, ditengarai memanfaatkan masa transisi pemerintahan ini.
“Kami meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini,” kata Iwan. (Aris Prayuda)
Aksi berutal geng motor bukan sekali terjadi di wilayah 3 Cirebon. Tindakan penganiayaan di jalanan oleh gerombolan geng motor ini kerap meresahkan warga. Arogansi di jalanan ini membuat geram pemuda NU.
Ketua GP Ansor Majalengka Ahmad Khotib mengecam aksi pembunuhan di Cirebon oleh geng motor. Khotib meminta seluruh pemuda NU dan masyarakat untuk tidak terlibat dalam komunitas geng motor yang brutal itu.
“Kaum aswaja NU harus mampu membentengi masyarakat. Untuk mengantisipasi korban berjatuhan, aparat pemerintah dan penegak hukum harus menuntaskan kasus ini dan menangkap pemimpin dan anggota gengnya,” imbau Khotib.
Aksi brutal geng motor memang sangat meresahkan masyarakat. Mereka biasa berkonvoi dalam jumlah besar dan melukai masyarakat yang dilaluinya. Kita minta aparat penegak hukum bersikap tegas dan represif terhadapanggota geng motor yang sudah melakukan tindakan kriminal. Aparat pemerintah semestinya melakukan tindakan preventif dengan melakukan identifikasi pada semua kelompok geng motor sehingga insiden memilukan ini tidak terulang kembali, tandas Khotib.
Ketua IPNU Majalengka Deni Juhana mengatakan, kondisi ini sungguh sangat memprihatinkan. Aksi mereka membuat keadaan tidak aman. “Bila aksi ini tidak ditanggapi serius oleh penegak hukum maka hal ini akan beralih pada masalah lebih besar.”
Sementara Ketua PMII Majalengka Iwan Irwanto menyatakan prihatin dengan kondisi terakhir yang tidak aman. Banyak pihak, menurut Iwan, ditengarai memanfaatkan masa transisi pemerintahan ini.
“Kami meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini,” kata Iwan. (Aris Prayuda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar