
“Hasil pemikiran-pemikiran mahasiswi tentu memiliki sudut pandang tersendiri. Sumbangsih pemikiran dari dunia kampus khususnya dari mahasiwi sendiri masih sangat langka kita temukan untuk perubahan masyarakat dan terutama bagi kaum perempuan,” kata Hj Ade kepada NU Online di MTs Siti Khodijah Sindangwangi, Majalengka, Sabtu (18/10) siang.
Mahasiswi, menurutnya, sumberdaya yang sangat potensial bagi gerakan perempuan. Mereka adalah calon-calon tokoh profesional dan intelektual ketika di masyarakat. Pemilu yang lalu, ketika peran politik perempuan begitu gencar disuarakan para aktivis perempuan, dalam realisasinya terkendala di SDM yang kurang memadai dalam dunia politik.
HJ Ade berharap sosok aktivis perempuan ke depan harus hadir dari kalangan kader Kopri PMII Majalengka. Karena, gerakan perempuan di Majalengka sudah kehilangan aktivis perempuan yang ditokohkan.
Pengajar pada Universitas Majalengka ini mengingatkan ke depan para kader putri PMII Majalengka mempertahankan nilai-nilai Aswaja NU dan Nilai Dasar Pergerakan sebagai tumpuan dalam setiap gerakan untuk mewarnai kehidupan aktivis perempuan di Majalengka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar